Jumat, 13 Januari 2012

Kasih-Nya Buka 24 Jam



Siapa tahu bahwa sekarang embel-embel “24 jam” sedang laris dipakai di dunia bisnis. Para investor amat menyadari bahwa kebutuhan manusia bisa datang kapanpun. Gayung pun bersambut- orang-orang merasa terbantu dengan service begadang. Anjuran Rhoma irama untuk begadang bisa dimaknai secara positif karena memang ada artinya. Bisa jadi dunia bisnis akan merugi kalau tidak menerapkan aturan begadang bagi karyawannya. Menurut saya, mereka menjalankan jam-jam kerja di luar kewajaran walau bidang pelayanan masyarakat (kesehatan, keamanan, dan transportasi) sudah terbiasa dengan ritme hidup macam itu. Mungkin begadang untuk bekerja tengah malam hingga pagi adalah perjuangan hidup yang tidak bisa diremehkan.
Bagi perawat, polisi, sopir bus, dan penjaga minimarket, bekerja dari malam hingga larut pagi merupakan konsekuensi positif yang cukup membahagiakan dan penuh pengorbanan. Jika mereka sudah berkeluarga, anak-anak serta suami atau istrinya terpaksa berpisah dulu untuk sekian jam. Anak-anak akan merindukan belaian ibunya yang menemaninya tidur. Istri ingin bisa melewati malam yang indah bersama si suami dengan berbagi kasih dan perhatian. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita untuk melawan keadaan ini. Paling tidak pihak keluarga memahami kondisi dan tantangan di tempat kerjanya, percaya, serta berharap dijauhkan dari celaka. Inilah cara bagaimana kita mendukung anggota keluarga kita yang bekerja tengah malam.
Adalah tugas mulia untuk melayani kebutuhan masyarakat umum karena setiap orang mengambil posisi dan fungsinya masing-masing. Sopir bus malam yang mengantarkan para penumpangnya hingga selamat sampai di tempat tujuannya, telah memenuhi keinginan mereka. Para dokter jaga dan perawat juga siaga 24 jam untuk menolong orang yang masuk IGD. Bahkan, penjaga mini market setia melayani pembeli rokok yang datang pukul 2 pagi. Lika-liku kebutuhan manusia akan terus berputar mengisi waktu dunia. Kebutuhan jasmani dan rohani telah diusahakan dengan jasa dan kebaikan orang-orang di sekitar kita. Dengan demikian, kita semakin menegaskan bahwa kita adalah mahkluk sosial.
Kemauan manusia untuk menolong sesamanya menjadi ciri khas dari mahkluk sosial. Hubungan antara aku dan kamu didasari oleh suatu maksud, tujuan, atau harapan. Karena adanya keterbatasan dari diri kita, keberadaan sesama diharapkan dapat melengkapi segala keterbatasan ini. Saya menyadari bahwa keterbatasan itu terwujud dari apa yang kita butuhkan. Sebagai mahasiswa, saya membutuhkan seorang dosen yang membimbing dan menuangkan ilmunya ke dalam otak saya. Saya memerlukan buku-buku berkualitas yang ditulis oleh kalangan terdidik. Keterbatasan saya sebagai mahasiswa memperoleh pemahaman dari dosen dan buku yang saya baca. Contoh ini mau membuka pintu kesadaran kita untuk memasuki dimensi yang lebih dalam. Dimensi yang letaknya di atas dimensi sosial yaitu spiritual.
Ketika kita telah memahami kebutuhan sosial dari manusia, kita perlu sampai pada penyadaran dimensi spiritual. Kita adalah mahkluk spiritual yang didorong dan mendekatkan diri pada Sang sumber kehidupan. Mahkluk spritual mendambakan sesuatu yang dapat memenuhi harapan kita. Sama halnya dengan mahkluk sosial yang membutuhkan mahkluk lain untuk membantu terpenuhinya kebutuhan hidup. Bedanya, terletak pada keyakinan bahwa dimensi spiritual digerakan oleh roh atau jiwa Allah yang tanpa batas. Walaupun roh Allah itu tak dapat kita lihat atau kasat mata, namun roh Allah itu sungguh ada! Segala mahkluk di manapun merasakan kehadiran-Nya yang menembus batas ruang dan waktu. Melalui pengalaman sederhana apa saja, Dia selalu muncul membawa berkat.
Bertahun-tahun, saya membaca alkitab, ternyata isi pokoknya adalah kasih. Yesus sangat menekankan kata kasih. Kasih Yesus saya maknai sebagai kerelaan, ketulusan, dan kesetiaan. Beragam contoh keteladanan dari Yesus dan tokoh-tokoh alkitab selalu menginspirasi dan menyegarkan hidup ini yang kering. Allah mengasihi manusia melalui Yesus, PutraNya-menyembuhkan yang sakit dan cacat, membagikan makan pada pengikut-Nya, mengampuni orang-orang yang menyalibkan-Nya. Itulah Yesus yang dikenal sebagai Mahaguru Kasih dan kitalah murid-murid-Nya. Kita memperoleh kesempatan belajar untuk mengasihi selama kita masih diberi hidup. Yesus akan datang mengajari bagaimana kasih itu diwujudkan kepada orang-orang yang kita jumpai.
Walaupun kita sering jengkel dan enggan bertemu dengan orang yang tidak kita senangi, mungkin ini pelajaran tersulit untuk kita. Buat apa kita jengkel dan resah, datang saja kepada Kasih Allah yang buka 24 jam..No Stop to Love J

3 komentar:

  1. Ma kasih dah baca refleksi ini, lmayan dibaca satu orang wkwkkwkk,
    pernah aku kirim ke Praba, gk dimuat. Yo dimuat sndiri di blog aja. Gratis

    BalasHapus
  2. hha pasti byk yg baca... tp cuma aku yg komen.. hhe
    di-share di FB aja biar ntar byk yg baca ^^
    ini sama dengan ::: kasihNya bagai air mengalir yg tiada pernah berhenti ^^

    BalasHapus