Siapa tahu bahwa sekarang embel-embel “24 jam”
sedang laris dipakai di dunia bisnis. Para investor amat menyadari bahwa
kebutuhan manusia bisa datang kapanpun. Gayung pun bersambut- orang-orang
merasa terbantu dengan service begadang. Anjuran Rhoma irama untuk begadang
bisa dimaknai secara positif karena memang ada artinya. Bisa jadi dunia bisnis
akan merugi kalau tidak menerapkan aturan begadang bagi karyawannya. Menurut
saya, mereka menjalankan jam-jam kerja di luar kewajaran walau bidang pelayanan
masyarakat (kesehatan, keamanan, dan transportasi) sudah terbiasa dengan ritme
hidup macam itu. Mungkin begadang untuk bekerja tengah malam hingga pagi adalah
perjuangan hidup yang tidak bisa diremehkan.
Bagi perawat, polisi, sopir bus, dan penjaga
minimarket, bekerja dari malam hingga larut pagi merupakan konsekuensi positif
yang cukup membahagiakan dan penuh pengorbanan. Jika mereka sudah berkeluarga,
anak-anak serta suami atau istrinya terpaksa berpisah dulu untuk sekian jam. Anak-anak
akan merindukan belaian ibunya yang menemaninya tidur. Istri ingin bisa
melewati malam yang indah bersama si suami dengan berbagi kasih dan perhatian. Kita
tidak bisa memaksakan kehendak kita untuk melawan keadaan ini. Paling tidak
pihak keluarga memahami kondisi dan tantangan di tempat kerjanya, percaya, serta
berharap dijauhkan dari celaka. Inilah cara bagaimana kita mendukung anggota
keluarga kita yang bekerja tengah malam.
Adalah tugas mulia untuk melayani kebutuhan
masyarakat umum karena setiap orang mengambil posisi dan fungsinya
masing-masing. Sopir bus malam yang mengantarkan para penumpangnya hingga selamat
sampai di tempat tujuannya, telah memenuhi keinginan mereka. Para dokter jaga
dan perawat juga siaga 24 jam untuk menolong orang yang masuk IGD. Bahkan,
penjaga mini market setia melayani pembeli rokok yang datang pukul 2 pagi.
Lika-liku kebutuhan manusia akan terus berputar mengisi waktu dunia. Kebutuhan
jasmani dan rohani telah diusahakan dengan jasa dan kebaikan orang-orang di
sekitar kita. Dengan demikian, kita semakin menegaskan bahwa kita adalah
mahkluk sosial.
Kemauan manusia untuk menolong sesamanya menjadi
ciri khas dari mahkluk sosial. Hubungan antara aku dan kamu didasari oleh suatu
maksud, tujuan, atau harapan. Karena adanya keterbatasan dari diri kita,
keberadaan sesama diharapkan dapat melengkapi segala keterbatasan ini. Saya
menyadari bahwa keterbatasan itu terwujud dari apa yang kita butuhkan. Sebagai
mahasiswa, saya membutuhkan seorang dosen yang membimbing dan menuangkan
ilmunya ke dalam otak saya. Saya memerlukan buku-buku berkualitas yang ditulis
oleh kalangan terdidik. Keterbatasan saya sebagai mahasiswa memperoleh
pemahaman dari dosen dan buku yang saya baca. Contoh ini mau membuka pintu
kesadaran kita untuk memasuki dimensi yang lebih dalam. Dimensi yang letaknya
di atas dimensi sosial yaitu spiritual.
Ketika kita telah memahami kebutuhan sosial dari
manusia, kita perlu sampai pada penyadaran dimensi spiritual. Kita adalah
mahkluk spiritual yang didorong dan mendekatkan diri pada Sang sumber
kehidupan. Mahkluk spritual mendambakan sesuatu yang dapat memenuhi harapan
kita. Sama halnya dengan mahkluk sosial yang membutuhkan mahkluk lain untuk
membantu terpenuhinya kebutuhan hidup. Bedanya, terletak pada keyakinan bahwa
dimensi spiritual digerakan oleh roh atau jiwa Allah yang tanpa batas. Walaupun
roh Allah itu tak dapat kita lihat atau kasat mata, namun roh Allah itu sungguh
ada! Segala mahkluk di manapun merasakan kehadiran-Nya yang menembus batas
ruang dan waktu. Melalui pengalaman sederhana apa saja, Dia selalu muncul
membawa berkat.
Bertahun-tahun, saya membaca alkitab, ternyata isi
pokoknya adalah kasih. Yesus sangat menekankan kata kasih. Kasih Yesus saya
maknai sebagai kerelaan, ketulusan, dan kesetiaan. Beragam contoh keteladanan
dari Yesus dan tokoh-tokoh alkitab selalu menginspirasi dan menyegarkan hidup
ini yang kering. Allah mengasihi manusia melalui Yesus, PutraNya-menyembuhkan
yang sakit dan cacat, membagikan makan pada pengikut-Nya, mengampuni
orang-orang yang menyalibkan-Nya. Itulah Yesus yang dikenal sebagai Mahaguru
Kasih dan kitalah murid-murid-Nya. Kita memperoleh kesempatan belajar untuk
mengasihi selama kita masih diberi hidup. Yesus akan datang mengajari bagaimana
kasih itu diwujudkan kepada orang-orang yang kita jumpai.
Walaupun kita sering jengkel dan enggan bertemu
dengan orang yang tidak kita senangi, mungkin ini pelajaran tersulit untuk
kita. Buat apa kita jengkel dan resah, datang saja kepada Kasih Allah yang buka
24 jam..No Stop to Love J
suka sama yang ini ^^ bagus
BalasHapusMa kasih dah baca refleksi ini, lmayan dibaca satu orang wkwkkwkk,
BalasHapuspernah aku kirim ke Praba, gk dimuat. Yo dimuat sndiri di blog aja. Gratis
hha pasti byk yg baca... tp cuma aku yg komen.. hhe
BalasHapusdi-share di FB aja biar ntar byk yg baca ^^
ini sama dengan ::: kasihNya bagai air mengalir yg tiada pernah berhenti ^^