Kalau ada yang bertanya padaku, apa itu cinta (kasih), aku
akan menjawab cinta itu warna. Itulah cinta nggak
sebatas 12 warna dalam kotak pensil warna Luna. Mungkin jumlahnya bisa beratus atau ribuan
warna. Kita semua tahu bahwa ada tiga warna pokok yaitu biru, merah, dan
kuning. Warna merah dan kuning kalau digabungkan akan berubah menjadi warna
jingga. Sedangkan, ketika warna merah dan biru dicampurkan akan menjadi warna
ungu. Singkatnya, warna-warna ini akan berubah ketika kita bertemu dengan
seseorang yang kita kenal. Warna apa yang akan kita berikan dan kita terima
dari orang lain.
Baiklah, untuk memperjelas mengapa cinta itu warna, tiga
warna pokok itu tadi merupakan keutamaan yang menurutku mendasar dalam hidup
ini. “Merah” adalah keyakinan, “Biru” adalah harapan, dan “kuning” ialah
komitmen. Bagaimana ketiga warna ini terangkum, mari kita sadari saat kita
berada dalam kandungan ibu kita. Ibu menggoreskan warna “merah” yang meyakinkan
kita bahwa selamanya kita akan dikasihi. “Biru” menyapu kisah hidup kita,
dengan suatu harapan dimana kita dilahirkan untuk berbagi kebahagiaan. Saatnya,
Ibu mencampurkan “kuning” yang bagi kita adalah komitmen dari apa yang kita
pilih dan perjuangkan.
Siapapun ibu kita, aku yakin mereka telah menggoreskan
ketiga “warna” di kehidupan kita. Saat ini, kita seperti sedang belajar
mewarnai dengan ibu kita masing-masing. Di tengah realita kehidupan yang sarat
dengan tantangan ini, kita boleh mewarnai kertas hidup kita dengan keyakinan,
harapan, dan komitmen. Rasanya, tidaklah keliru kalau kita menyaksikan siapapun
saling mengasihi, berbagi kebahagiaan, dan berjuang untuk melawan kesombongan
dan ketakutan.